Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Sholat Bagi Anak, Orang Tua Memiliki Peran Penting



سنن أبي داوود ٤١٨: حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ يَعْنِي الْيَشْكُرِيَّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ سَوَّارٍ أَبِي حَمْزَةَ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ سَوَّارُ بْنُ دَاوُدَ أَبُو حَمْزَةَ الْمُزَنِيُّ الصَّيْرَفِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Artinya:
Sunan Abu Daud 418: Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud: Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al Muzani Ash Shairafi dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya."

Pendidikan Sholat Bagi Anak | Mulai dari kecil

Didikan sholat untuk anak harus ditancapkan sejak lahir, agar mendapatkan jiwa islami kedepanya. sebelum membahas tentang anak kecil, mari kita bahas tentang seputar shalat terlebih dahulu.


Shalat digolongkan dalam beberapa golongan, antara lain: shalat wajib, shalat sunnah dan shalat nafil. Shalat wajib yang terdiri dari shalat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya’. Merupakan shalat yang wajib dijalankan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam shalat terdapat syarat-syarat wajib shalat, yaitu syarat yang diwajibkan seseorang untuk mengerjakan shalat. Adapun syarat wajib shalat adalah:  

  1. Beragama Islam
  2. Sudah baligh dan berakal
  3. Suci dari hadats
  4. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat
  5. Menutup aurat
  6. Menghadap kiblat
  7. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan shalat
  8. Mengetahui mana yang rukun, mana yang sunat.
Rukun shalat adalah sudut atau sisi yang terkuat dari sebuah bangunan. Menurut istilah fiqh rukun adalah bagian dari suatu ibadah yang tidak dapat digantikan. Karena itu, setiap muslim agar lebih memahami akan rukun-rukun shalat sehingga dapat dicapai suatu ibadah yang baik dan sempurna. Rukun-rukun shalat adalah:

  1. Berniat
  2. Takbiratul ihram
  3. Berdiri (bagi yang kuasa), dan boleh duduk atau terlentang (bagi yang sakit)
  4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at
  5. Ruku’ dengan tumakninah
  6. I’tidal dengan tumakninah
  7. Sujud dua kali dengan tumakninah
  8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
  9. Duduk tasyahud awal
  10. Duduk tasyahud akhir
  11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
  12. Salam
  13. Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut.

Shalat bisa dikatakan tidak sah atau batal apabila salah satu syaratnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Hal-hal yang membatalkan shalat adalah: 

  1. Berhadats
  2. Terkena najis yang tidak dimaafkan 
  3. Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan peringatan 
  4. Terbuka auratnya
  5. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat
  6. Makan dan minum meskipun sedikit
  7. Bergerak berturut-turut tiga kali 
  8. Membelakangi kiblat
  9. Tertawa terbahak-bahak
  10. Mendahului imamnya dua rukun
  11. Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti ruku’ Dan sujud
  12. Murtad, artinya keluar dari Islam.

Disamping keutamaan wajib dan rukun shalat yang sudah dijelakan diatas, jika kita hayati dan maknai serta disimpulkan betapa banyak manfaat shalat untuk meraih sukses sejati di dunia dan akhirat yaitu:

  1. Shalat adalah sarana berkomunikasi kita dengan Allah SWT. Sarana kita untuk membangun hubungan dengan Allah SWT, yang telah menciptakan kita dan segala isi dunia ini.
  2. Shalat mengajarkan dan mendidik kita untuk membangun kepribadian kita menjadi pribadi yang visioner dan sukses dimasa depan.
  3. Shalat mengajarkan kita untuk membersihkan hati, pikiran, tubuh dan panca indra kita dari hal-hal yang dapat mengotorinya.
  4. Shalat mengajarkan kita untuk menghargai waktu dan memanfaatkan waktu dengan baik.
  5. Shalat mendidik kita untuk senantiasa berdoa dan memohon kesuksesan dan kebahagian kepada Allah SWT.
  6. Shalat mendidik kita untuk menjadi pribadi yang khusuk dan kekhusukan itu yang akan mengantarkan kita meraih kesuksesan.
  7. Shalat yang dilaksanakan dengan khusuk dan sungguh-sungguh dapat mencegah kita dari kemunafikan. Shalat adalah pembeda antara orang beriman dan munafiq.
  8. Shalat mendidik kita menjadi pribadi yang sabar.

Orang tua memiliki peran penting

Tugas orang tua menanamkan pengalaman shalat pada anak bukan lah mudah, orang tua harus memiliki kesabaran, ketekunan, kedisiplinan dan ketelitian dalam menanamkan shalat pada anak. Mulai dari mengenalkan hal hal tentang shalat, memberikan contoh keteladanan tentang shalat, mengajak anak menjalankan shalat sampai anak tersebut sadar menjalankan shalat dengan sendirinya. Perkara ini bukanlah sesuatu yang ringan. Karena orang tua disini berinteraksi dengan jiwa manusia bukan dengan adonan atau tanah kering. Peribahasa Inggris mengatakan, “Barangkali anda mampu memaksa seekor kuda untuk mencebur ke sungai, tapi selamanya anda tidak akan bisa memaksanya untuk minum”. Di sana ada kesulitan, kerja berat, dan melelahkan, bahkan pada dasarnya dia merupakan salah satu bentuk jihad.

Ada beberapa poin dibawah ini untuk membantu kita sebagai orang tua dalam meringankan kesulitan-kesulitan dan melanjutkan perjuangan dalam mendidik anak: 
  1. Hendaknya kita mendidik mereka sejak dini. Sebab segala sesuatu dimulai sejak dini tentunya akan lebih mudah.
  2. Perhatian yang baik kepada anak pertama merupakan modal bagi anak berikutnya. Karena, adik-adiknya akan menjadikannya sebagai suri tauladan dan dia lebih dekat kepada mereka dibanding kepada kedua orang tuanya. Sehingga mereka akan mengikutinya dalam segala aspek.
  3. Menjadikannya sebagai ladang pahala disisi Allah SWT.
  4. Hendaklah niat awal kita adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT.
  5. Sabar dan terus berusaha menyabarkan diri mengikuti perintah Allah SWT.
  6. Merendahkan diri sambil memohon kepada Allah SWT.
  7. Selamanya tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak, pasti ada faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung implementasi pendidikan shalat yaitu kesungguhan, keteladanan, dan pengawasaan orang tua dalam membina anak-anak dalam memahami ajaran shalat, dan melaksanakannya serta dukungan dari masyarakat. Dan faktor pendukung orang tua dalam melakukan peranannya didukung oleh latar belakang pendidikan agama, lingkungan yang religious serta keinginan orang tua yang mempunyai anak yang shaleh dan shalehah. Faktor penghambat adalah adanya tayangan televisi, kesibukan dan kelengahan orang tua serta tidak maksimalnya dukungan masyarakat. Dan adapun faktor penghambat lainnya yaitu: lemahnya kedisiplinan orang tua dalam mendidik anak, kurangnya kerjasama dari kedua orang tua dalam menanamkan ibadah shalat, dan anggapan orang tua yang tidak ingin membebani anaknya dalam usia yang dianggap masih terlalu dini. 

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan shalat terhadap anak adalah meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah shalat anak.Pertama, memasukkan anak belajar di taman pendidikan Al-Qur’an, dan memilihkan anak teman bergaul anak yang baik, serta mengikut sertakan anak untuk menghadiri acara hari-hari besar islam. Implikasi penelitian, satu meningkatkan kualitas anak dalam mengimplementasikan pendidikan shalat dalam bentuk pelaksanaan ibadah sangat terkait dengan kesungguhan orang tua dan para pendidik dalam mendidik anak melaksanakan ibadah shalat. Kedua, orang tua dan para pendidik hendaknya memberikan keteladanan yang baik, dan membiasakan anak untuk mengajarkan shalat karena keteladanan, dan pembiasaan sangat penting dalam perkembangannya. Tiga, orang tua, para pendidik, dan masyarakat diharapkan agar lebih sungguh-sungguh dalam memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anak dalam mengimplementasikan pendidikan shalat, agar anak-anak dapat melaksanakannya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari harinya.