Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Teori Asal Usul Bahasa Prespektif Islam dan Umum

Kapan bahasa itu muncul? Adalah pertanyaan yang sulit untuk di jawab. Karena pertanyaan ini sekaligus menuntut kita untuk menjawab pertanyaan kapan manusia pertama lahir. Sebab antara munculnya bahasa tidak terlepas dari kehadiran manusia. Manusia adalah makhluk yang bisa berpikir dan berbahasa. 
asal usul bahasa

5 Teori Asal Usul Bahasa Prektif Islam dan Umum



Dengan demikian, melalui analogi di atas kita hanya dapat berkata bahwa awal munculnya bahasa adalah disaat munculnya manusia. Sementara tanggal, bulan dan tahunnya sulit, kalau sungkan mengatakan mustahil, untuk diketahui. Hanya dalam perkitaan banyak ahli bahwa manusia pertmaa (Adam AS) telah ada sejak milyaran tahun yang lalu.

Disamping itu, persoalan bagaimana manuisa pertama sekali dapat menggunakan bahasa, juga merupakan persoalan maenarik dan mengundang banyak ilmuan untuk membahaasnya. Berbagai teori dan pendapat pun bermunculan, namun sejauh ini belum bias diselesaikan dengan kata sepakat. Bahkan demikian rumitnya persoalan ini untuk diselesaikan, sejak awal abad ke-20 par aahli lingustik sepakat untuk menghapus persoalan ini dalam kajian linguistik. Hal ini dimaksudkan agar ia tidak muncul lagi kepermukaan, sehingga dapat menyita banyak waktu, sementara jawabannya tidak pernah ditemukan.

Tapi ada beberapa teori yang dirumuskan dan bebereapa perbedaan perndapat tentang awalmula bahasa. 

A.Teori Intuisi Ilahiyah (نظرية الهام والتوقيف )

Manusia mengenal bahasa merupakan pemberian dari Tuhan melalui makhluk manusia pertama (Adam AS). Nabi Adam AS, diberikan pengetahuan tentang bahsa yang ada didunia. Teori ini dipelopori oleh seorang filosof yunan : Heraclit (480 SM).

Teori ini diterima oleh sebagian pemikiran muslim seperti al-jahaz (W.255H), Abu ‘Ali al-farisi (A. 377H), Abu al-hasan Ahmad bin Faris al-Razi (W. 390 H).

Faktor yang membuat mereka setuu dengan teori diatas, didukung dengan ayat Alquran: 

(وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman, "Sebutkanlah nama benda-benda itu jika kalian memang orang-orang yang benar!" (31) Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. (32) " Allah berfirman, "Hai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu. Allah berfirman, "Bukankah sudah Ku-katakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan?" (33)

Banyak ahli tafsir menjelaskan bahwa makusd potongan ayat “ وعلم آدم الأسماء كلها ” adalah “Allah memberikan kecerdasan kepada Adam AS. Untuk mengetahui nama-nama (bahasa) semua benda yang ada. Sementara potongan ayat “ قال يا آدم أنبئهم بأسمآئهم” mengisyaratkan bahwa Adam AS telah diberikan kecerdasan untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada makhluk lain, seperti kepada para malaikat.

B.Teroi Konsensus/Kesepakatan   (  نظرية الإتفاق والمواضعة  )

Teori ini disebut juga dengan “ مذهب المواضعة والاصطلاح” dimana teori ini memperkenalkan bahwa bahasa manusia lahir berdasarkan hasil kreatifitas dan kesepakatan antara sesama manusia. Sebagai contoh, ketika seorang menemukan sebuah benda keras, lalu benda itu diberi nama, nama ini kemudian dipakainya dan dipahami/terima orang lain. Maka lahirlah sebuah kata (bahasa).
Benda keras berbentuk bulat misalnya, orang arab sepakat menyebutnya dnegan “ حجرة ” orang-orang indonesia menyebutnya dengan “ batu” dan orang inggris sepakat menyebutnya dengan “stone”. Demikian setertusnya.
Dikalangan pemikir yunani teroi ini didukung oleh aristoteles, Cisero (W. 43SM), Diodorus, Varron (27 SM), Quintilien (w.96 SM) dll. Sementara diantara ilmuan muslim yang mendukung teori ini adalah : Abu Ali al – Farisy (w. 377 H), Abu al-Fath Ustman bin jinni (w. 390 H). Dan pengikut-pengikut theologi mu’tazilah.

C.Teori peniruan ( نظرية المحاكاة )

Teori ini menyimpulkan bahwa awal mulanya munculnya bahasa merupakan hasil dari proses peniruan manusia terhadap suara-suara alamiah yang didenganr oleh manusia pertama. Seperti suara hewan, desiran air, Hembusan angin , dll. Melalui suara itu, mereka kemudian membuat bahasa.

Para pendukung teori ini membayangkan manusia pertama mendengarka kucing mengeong, dan anjing menggongong, kambing mengembek dst. Kemudian dari suara yang beraneka ragam pada binatang-binatang ini, ia mengambmil nama-nama untuk binatang-binatang itu sendiri.

Para pendukung teori ini telah merumuskan sejumlah mufradat sebagai leambang terhadap beberapa acuan, namun mereka gagal.

Dalam sejarah kehadirannya, teori ini banyak mengalami kritikan dari berbagai pihak, terutama Max Muller dan E. Renan. Karena realitas menunjukkan bahwa amat relatif sedikit jumlah kosa-kata yang mirip dengan suara yang ditimbulkan oleh acuannya bahasa. Bahkan ada acuan yang tidak bersuara, lalau bagaimana memberikan anam/lambang padanya?

Teori ini disebut juga dengan teori bow-wow. Pemberian istilah ini agaknya diadopsi dari peniruan suara anjing “bow-waw” (dalam bahasa inggris). Karena itu, teori ini terkenal dengan teroi bow-wow.

D.Teori interjections ( نظرية الغريزة الخاصة ) 

Teori ini disebutkan juga dengan teori pooh-pooh. Teroi ini berpendapat bahwa awal mulanya bahasa manusia berbentuk jeritan, rintihan atau pekikan yang keluar secara spontan untuk menyatakan kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan kesakitan.

Teori ini ditolak oleh banyak kalangan, karena suara-suara pekikan, rintihan dan jeritan adalah suara yang muncul tanpa melalui proses berpikir. Sementara dalam banyak hal, bahasa yang diproduksi manusia tidak terlepas dari pikiran.

E.Teori Ya-he-ho  (الأصوات الجماعية ) 

Teori ini memberikan kesimpulan bahwa bahasa itu muncul seiring dengan kebiasaan menusia untuk berkumpul dengan sesama. Di saat dilakukannya hubungan sosial seperti ini akan muncul bahasa yang mereka sepakati.

Dengan demikian, menurut terori ini, bahasa tidak akan mungkin lahir tanpa adanya hubungan antara sesama. Pada teori ini terlihat demikian signifikannya interaksi antara bahasa dan masyarakat. Tetapi bagaimaan manusia bisa berbahasa sebelumnya terciptanya kelompok-kelompok masyarakat?

Tapi jika dipelajari kembali maka cenderung kepada teori kedua. Dimana bahasa muncul sebagai hasil kreatifitas berpikir manusia dan kesepakatan dengan sesama. Teori ini selain menunjukkan bukti manusia sebagai makhluk yang berfikir dan kreatif, juga memperlihatkan hubungan bahasa dengan mayarakat. Karena bahasa pada intinya berfungsi sebagai media komunikasi antara sesama.

Namun, manusia tidak bisa melepaskan diri dari bimbingan tuhan. Oleh karena itu campur tangan Tuhan tetap ada. Maka dapat dikatakan bahwa pada awalnya semua bahasa yang ada didunia ini secara konsep tealh diajarkan Tuhan kepada Adam As. Disisi lain, manusia telah dianugerahkan kemampuan untuk menggali bahasa tersbut melalui kreatifitas berfikir. Dengan demikian, menyatukan antara teori pertama dan kedua menjadikan solusi alternatif dalam menyikapi beberapa teori di atas.