Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan Pesantren



Fungsi dan peranan pondok pesantren

Sejak awal kehadirannya, pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga dakwah dan pendidikan.kedua fungsi ini bergerak saling menunjhang.pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah,sedang dakwah bisa dimanfaatkan seabagai sarana dalam membangun nsistem penddikan.jika ditelusuri akar sejarah berdirinya sebsagai kelanjutan dan pengembangan dakwah sebenarbnya,fungsi edukatif pesantren adalah sekedar membonceng misi dakwah.misi dakwah islamiyah inilah yang mengakibatkan terbangunya sistem pendidikan.pada masa wali songo,unsur dakwah lebih dominan dibanding unsur pendidikan saridjo dkk. 

Masa Depan Pesantren
Masa Depan Pesantren


mencatat bahwa funsi pesantren pada kurun wali songo adalah sebagai pencetak calon ulama dan mubaligh yang militan dalam menyiarkan agama islam.sebagai lembaga dakwah,pesantren berusaha mendekati masyarakat,pesantren bekerja sama dengan mereka dalam mewujudkan pembangunan.sejak semula,pesantren pesantren terlibat aktif dalam mobilasi pembangunan sosial masyarakat desa.warga pesantren telah terlatih melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya ,sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara santri dan masyarakat ,antara kyai dan kepala dsa. 

oleh karena itu menurut,tholihah dan purbani pesantrewn seharusnya mampu menghidupkan fungsi-fungsi sebagai berikut:pertama,sebagai lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama(tafaqquh fi al din)dan nilai-nilai agama,kedua sebagai lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial,ketiga sebagai lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial atau perkembangan masyarakat.bahkan menurut menurut jamaluddin seharusnya pesantren berfungsi sebagai pusat berlangsunya transmisi ilmu-ilmu islam tradisional dan sebgaia pusat reproduksi ulama.sedangkan menurut khusnuridlo dan M.sulthon dari waktu ke waktu fungsi pondok pesantren berjalan secara dinamis,berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global.betapa tidak,sebagaimana keduanya menutip pendapat horikoshi,lembaga sosial dan penyiaran agama.dalam perjalanan hingga sekarang,sebagai lemabaga sosial,pesantren telah menyelenggerakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum maupun sekolah agama(madrasah,sekolah umum,dan perguruan tinggi).disamping itu,pesantren juga menyelengarakan pendidikan non formal berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja.selain itu juga,pesantren telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan menampung anak anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka,tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi mereka.disamping itu pondok pesantren juga memiliki peran yang sangat signifikan menurut .Dian Nafi’dkk.

pesantren mengemban beberapa peran,utamanya sebgai lembaga pendidikan.jika ada lembaga pendidikan yang sekaligus juga memainkan peran sebagai lembaga bimbingan keagamaan,keilmuan,kepelatihan,pengembangan masyarakat ,dan sekaligus menjadi simpul budaya budaya,maka itulah pondok pesantren biasanya peran-peran itu itu tidak langsung terbentuk,melainkan melwati tahap demi tahap.setelah sukses sebgai lembaga pendidikan pesantren bisa pula menjadi lembaga keilmuan,kepelatihan dan pemberdayaan masyarakat barulah memberinya mandat sebagai lembaga bimbingan keagamaan dan simpul budaya.tidak seperti padangan masyarakat pada umumnya yang menilai asinhg di lingkungan sendiri,pesantren ternyata lebih populis dan peka terhadap proghram-program pembangunan pemeriuntahan maupun masalah-masalah sosial yang menjadi sasaran konsentrasi masyarakat,program pembangunan yang terkait dalam hukum syara’ secara langsung mungkiun tidak akan berjalnan lancar bila tidak didukung pesantren.program keluarga berencana misalnya,baru dapat diterima kaum santri setelah para kyai pesantren turun tangan.apalagi di daerah yang mayoritas penduduknya orang madura,nasihat-nasihat kyai jauh lebih ditaati dari pada jumlah anjuran-anjuran pemerintah.maka dalam masalah tertentu pesantren berperan sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam menyatukan program-program pembangunan. 

Tantangan Pendidikan Pesantren Pada Modernisasi.

Menurut Azra sejak dilancarkannya perubahan atau moderasi pendidikan islam di berbagai kawasan dunia muslim , tidak banyak lambangan pendidikan tradisional islam seperti pesan tren mampu bertahan. Kebanyakanya lenyap setelah tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umum untuk tidak menyebut sistem pendidikan “sekuler” atau mengalamai tranformasi menjadi lembaga pendidikan umum, atau setidak-tidaknya menyesuaikan diri dan sedikit banyak mengadopsi isi dan metodologi Pendidikan umum. 


Semapai saat ini, pesantren masih berusaha untuk menyesuaikan diri untuk melakukan modernisasi agar bertahan dari arus pendidikan umum. Menurut mejamil gamar ketahanan pesantren didalam sejarah perkembanganya di indonesia menjadi lebih menarik jika dibandingkan dengan lembaga pedidikan serupa di negara-negara lain. Abdurrahman Wahid membuat perbandingan bahwa pad masa silam, pesantren di indones dapat merespon tantangan-tantangan zamannya dengna sukses dan sitem pesantren yang dikembangkan oleh kaum sufi baik di malaysia maupun thailand bagian utara sekarang ini senantiasa merana di tekan sistem sekolah model barat. Ini berarti ada langkah-langkah strategi yang ditempuh  pesantren dalam menahan tekanan sistem sekola sekuler dari barat. 


Demikian juga seorang sosiolog dari Amerika, Daniel larner menyatakan bahwa masyarakat tradisional Islam akan luntur menghadapi dunia modern, masuknya semua infomasi dari luar akan mengurangi peran kyai. Namun, keadaan ini tidak akan terjadi di indonesia, karena kyai senanti menyeleksi informasi yang masuk. Informasi yang baik, masyarakat disuruh memakai sebaliknya informasi yang jelek rakyat disuruh melupakannya. 


Ini membuktikan bahwa pesantren sebagi basis umat islam untuk meniba ilmu-ilmu yang notabenenya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Salah satu faktor pesantren tetap bertahan karaena pesantren beracun pada kaidah yang sudah lumrah dikenal di pesantren yaitu: berpegang teguh pada pola lama yang baik dan mengambil pola baru yang lebih baik. 


Namun, dalam proses perubahan tersebut, pesantren tampaknya dihadapkan pada keharusan merumuskan kembali sitem pendidikan yang di selanggarakan. Di sini, pesantren tengah berada dalam proses  pergumulan antara “identitas dan keterbukaan”. Di satu pihak, pesantren di tuntut  untuk menemukan identitasnya kembali sebagai lembaga pendidikan islam. Sementara di pihak lain, ia juga harus bersedia membuka diri terhadap siste pedidikan modern yang bersumber dari luar pesantren. Salah satu agenda penting pesantren dalam kehidupan dewaa ini adalah memenuhi tantang modernisasi yang menuntut tanaga terampil dari sektor –sektor kehidupan modern. 


Meskipun keadaanya demikian, dalam kaitan dengan modernisasi ini, pesantren harus tetap berpegang teguh kepada kaidah yang sudah lumrah dikenal di pesantren seperti yang telah di sebutkan di atas. Disamping itu, pesantren diharapkan mampu menyumbangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam kehidupan modern. Mempertimbangkan proses perubahan di pesantren,, tampaknya bahwa hingga dewasa ini pesantren telah memberi kontribusi penting dalam menyelengarajan pendidikan forma dan modern. Hal ini berarti pesantren telah berperan dalam perkembangan dunia pendidikan di indonesia. Meskipun demikian, dalam konteks peningkatan mutu pendidikan dan perluasan akses masyarakat dari segala lapisan sosial terhadap pendidikan, peran pesantren tidak hanya perlu ditegaskan, tetapi mendesak untuk dilibatkan secara langsung. 


Apalagi, apabila dianalisis dari aspek historis, sebenarnya gagasan modernisasi pesantren di Indonesia diperkenalkan oleh kaum modernis dengan gagasan sekolah model belanda pada tahun 1924. Modernisasi pada waktu itu ditentang banyak oleh kaum konservatif (kyai) dikarenakan model sekola-sekolah itu dapat memukulkan akar kekuasaan kyai yang terdalam. Selain itu, modenisasi di manapun telah mengubah berbagai tatanan dan lembaga tradisional pesantren salah satu di antaranya adalah semakin pudar fungsi lembaga Islam. Pudarnya fungsi lembaga keagamaan tradisional dalam kehidupan modern merupakan penjelas perubahan posisi sosial, ekonomi dan politik elit Muslim yang dibangun di atas kekuasaan dan legitimasi keagamaanya. Keadaan ini dibuktikan dengan pemikiran islam konteporee yang merupakan upaya elit muslim memperoleh legitimasi agama atas posisi sosial, ekonomi dan politiknya dalam lembaga sekuler. 


Namun, semangat kaum modernis tidak dapat dibendung Mereka dengan hati-hati dalam programnya mendesak perlunya pengajaran mata pelajaran modern dengan cara-cara modern, mereka memasukkan islam sebagai suatu mata pelajaran modifikasi dan memubatya sebagai yang tidak terpisahkan dari kurikulum sekolah. Meskipun setuju dengan adanya proses modernisasi di tubuh pesantren, Azyumardi Ara menyatakan agar perlu dikaji ulang gagasan tersebut dengan hati-hati, sebab bukan tidak mungkin orientasi semacam itu akan menimbulkan impliksai negative terhadap eksistensi dan fungsi pokok pesantren” pesantren harus menumbuhkan apresiasi yang sepatutnya terhadap semua perkembangan yang terjadi di masa kini dan mendatang. Sehinggi dapat memproduksi ulama yang berwawasan luas. 


Dari penjelasan di atas, dengan berbagai arus modernisasi yang variatif dan pesantren dengan baik merespon perkembangan tersebut, bahkan mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka tidak diragukan lagi menyebutkan pesantren sudah bangun dri tidurnya dan ingin menunjukkan bahwa pesantren sebagai pendidikan alternative dan paling relevan bagi masa depan pendidikan Indonesia.  

Strategi Pengembangan Yang Tepat Untuk Diterapkan.

1. Strategi pengembangan lembaga pendidikan Islam ada 2, yaitu :

  • Konsisten, dengan peluang dan kekuatan yang dimiliki oleh pesantren berupa kepercayaan dari masyarakat sebagai lembaga pendidikan berbasis pendidikan moral, sekaligus adanya kyai sebagai tokoh sentral pesantren dengan kharisma serta kelebihan lain yang dimiliki mampu menjadi daya tarik masyarakat untuk mendaftarkan putra-putrinya belajar di pesantren, maka sudah seharusnya pesantren berupaya sedemikian rupa mewujudkan asumsi masyarakat, bahwa pesantren layak menyandang predikat The High Moral. Adapun caranya dengan mempertahankan sistem pendidikan yang telah diselenggarakannya selama ini yakni pendidikan berbasis keagamaan melalui madrasah diniyah yang disebut sebagai ruhnya pesantren. 
  • Adaptif, untuk bersaing dengan lembaga pendidikan non pesantren baik yang dibina oleh pemerintah maupun swasta, maka pesantren melalui lembaga pendidikan Islam yang dikelolanya harus mau membuka diri dengan cara transformasi pendidikan, misalnya dengan sistem pendidikan yang berbasis IT yang memungkinkan lembaga pendidikan Islam tersebut mampu menerapkan variasi metode pembelajaran dengan media visual maupun audio visual dan pada akhirnya bisa menciptakan suasanan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan .


2. Strategi pembaruan m
anajemen pesantren

Selama ini pesantren sangat kental dengan manajemen tradisionalnya. Hal ini tampak pada struktur kepemimpinan pesantren serta personalia pengelolanya yang cenderung atas restu dari kyai sepuh yang menjadi pengasuh utama pesantren. Keadaan ini membawa dampak diantaranya: pengambilan keputusan/kebijakan, penentuan ustadz/ustadzahnya, termasuk kinerjanya hanya berorientasi pada pengabdian, sehingga berakibat pada peningkatan kinerja yang rendah. Oleh karena itu untuk memperbarui manajemen pesantren harus ada wacana baru yang berupa penerapan manajemen profesional, diantaranya rekuitment pegawai harus melalui tes kemampuan, kepemilikin latar belakang pendidikan yang mendukung dengan ketrampilannya selain tingkat kepatuhan kepada kyai (mengikuti aturan pesantren). Dengan demikian akan terbangun kualitas pelayanan pendidikan yang baik sehingga bisa meningkatkan mutu lembaga pendidikan Islam di pesantren.

3. Strategi peningkatan sumber daya pesantren ada 2, yaitu:


  • Peningkatan Sumber Daya Insani, diantaranya dengan memberikan pembinaan mendatangkan tim ahli sesuai dengan bidang yang dibutuhkan, mengadakan pelatihan yang mendukung pada peningkatan kreatifitas sumber daya insane bahkan bisa dengan memberikan rekomendasi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan melalui kerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta.
  • Peningkatan Sumber Daya Alam, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mandiri sudah seharusnya mampu mengoptimalkan aset yang dimilikinya agar bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatan eksistensinya. Diantara cara yang bisa ditempuh adalah mengembangkan Koperasi Pesantren melalui berbagai unit usahanya (berupa jasa pelayanan, baik untuk santri maupun masyarakat) dalam rangka memenuhi operasional penyelenggaran pendidikan pesantren. Adapun pengelolaan Koperasi Pesantren tersebut harus dengan manajemen profesional dan berbadan hukum secara resmi agar perkembangannya tidak mendapat hambatan, baik hambatan yang datang dari pemerintah maupun swasta.